Standar dan Panduan Audit Sistem Informasi

1.  Standar Audit ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Panduan ISACA: IT Standards, Guidelines, and Tools and Techniques for Audit and Assurance and Control Professionals.

ISACA berperan untuk memberikan informasi untuk mendukung kebutuhan pengetahuan. Dalam framework ISACA terkait, audit SI terdapat Standards, Guidelines dan Procedure
  • Standards yang ditetapkan oleh ISACA harus diikuti oleh auditor.
  • Guidelines memberikan bantuan tentang bagaimana auditor dapat menerapkan standar dalam berbagai penugasan audit.
  • Procedure memberikan contoh langkah-langkah auditor dapat mengikuti penugasan audit tertentu sehingga dapat menerapkan standar.
Standar audit SI menurut ISACA, antara lain:
S1 Audit Charter
  • Tujuan, tanggung jawab, kewenangan dan akuntabilitas dari fungsi audit SI atau penilaian audit SI harus didokumentasikan dengan pantas dalam sebuah audit charter atau perjanjian tertulis.
  • Audit charter atau perjanjian tertulis harus mendapat persetujuan dan pengabsahan pada tingkatan yang tepat dalam organisasi.

S2 Independence
  • Professional Independence
    • Dalam semua permasalahn yang berhubungan dengan audit, auditor SI harus independen terhadap auditee baik dalam sikap maupun penampilan.
  • Organisational Independence
    • Fungsi audit SI harus independen terhadap area atau aktivitas yang sedang diperiksa agar tujuan penilaian audit terselesaikan

S3 Professional Ethics and Standards
  • Auditor SI harus tunduk pada kode etika profesi dari ISACA dalam melakukan tugas audit.
  • Auditor SI harus patuh pada penyelenggarakan profesi, termasuk observasi terhadap standar audit profesional yang dipakan dalam melakukan tugas audit.

S4 Professional Competence
  • Auditor SI harus seorang profesional yang kompeten, memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan tugas audit.
  • Auditor SI harus mempertahankan kompetensi profesionalnya secara terus menerus dengan melanjutkan edukasi dan training.

S5 Planning
  • Auditor sistem informasi harus merencanakan peliputan audit sistem informasi sampai pada tujuan audit dan tunduk pada standar audit profesional dan hukum yang berlaku.
  • Audit sistem informasi harus membangun dan mendokumentasikan resiko yang didasarkan pada pendekatan audit.

S6 Performance of Audit Work
  • Pengawasan-staff audit sistem informasi harus diawasi untuk memberikan keyakinan yang masuk akal bahwa tujuan audit telah sesuai dan standar audit profesional yang ada.
  • Bukti-Selama berjalannya audit, auditor sistem informasi harus mendapatkan bukti yang cukup, layak dan relevan untuk mencapai tujuan audit. Temuan audit dan kesimpulan didukung oleh analisis yang tepat dan interprestasi terhadap bukti-bukti yang ada.
  • Dokumentasi-Proses audit harus didokumentasikan, mencakup pelaksanaan kerja audit dan bukti audit untuk mendukung temuan dan kesimpulan auditor sistem informasi. 

S7 Reporting
  • Auditor sistem informasi harus menyajikan laporan, dalam pola yang tepat, atas penyelesaian audit.
  • Laporan audit harus berisikan ruang lingkup, tujuan, periode peliputan, waktu dan tingkatan kerja audit yang dilaksanakan.
  • Laporan audit harus berisikan temuan, kesimpulan dan rekomendasikan serta berbagai pesan, kualifikasi atau batasan dalam ruang lingkup bahwa auditor sistem informasi bertanggung jawab terhadap audit.
  • Auditor sistem informasi harus memiliki bukti yang cukup dan tepat untuk mendukung hasil pelaporan.

2. Standar Audit IAA

Panduan IAA: International Professional Practices Framework/IPPF

Ada empat tujuan standar yang disebutkan, yaitu untuk:
  • Memandu kepatuhan terhadap elemen wajib dari kerangkan kerja praktik ptofesional audit internel yang berlaku secara internasional.
  • Memberikan suatu kerangka kerja dalam melaksanakan dan meningkatkan nilai tambah audit internal secara luas.
  • Menetapkan dasar untuk mengevaluasi kinerja audit internal.
  • Mendorong peningkatan proses dan operasional organisasi.

3. Standar Audit COSO

Secara garis besar, COSO (The Comitte of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission's) menghadirkan suatu kerangka kerja yang integral terkait dengan definisi pengendalian intern, komponen-komponennyam dan kriteria pengendalian intern yang dapat dievaluasi. Pengendalian internal terdiri dari 5 komponen yang saling berhubungan, antara lain:
  • Lingkungan pengendalian
  • Penilaian risiko
  • Aktifitas pengendalian
  • Informasi dan komunikasi
  • Pemantauan
Komponen-komponen tersebut memberikan kerangka kerja yang efektif untuk menjelaskan dan menganalisa sistem pengendalian internal yang diimplementasikan dalam suatu organisasi.


4. Standar Audit ISO 1799

ISO 1799 adalah suatu struktur dan rekomendasi pedoman yang diikuti secara internasional untuk keamanan informasi. ISO 1799 merupakan proses yang seimbang antara fisik, keamanan secara teknikan dan prosedur, serta keamanan pribadi.

Isi ISO 1799, diantaranya:
  • 10 control clause (10 pasal pengamatan)
  • 36 control objective (36 objek/sasaran pengamatan)
  • 127 control security (127 pengawasan keamanan)



Sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Analisis SWOT

Layanan Operasi dan Pegelolaan Layanan Bisnis