Meet Pepper!
Kalian pasti sudah tahu tentang Siri, Alexa, Google Assistant dan Cortana bukan? Ya mereka adalah digital assistant yang diciptakan oleh perusahaan besar seperti Apple, Amazon, Google dan Microsoft yang berbasis smartphone dan/atau personal computer di mana membantu kita dalam mencari informasi atau melakukan tugas tertentu dengan menggunakan teknologi Voice Recognition.
Teknologi digital assistant ini dikembangkan, kemudian diterapkan ke dalam robot yang sekarang ini sudah mulai banyak diciptakan untuk membantu dan melayani manusia, salah satunya adalah Pepper.
sumber: https://i.ytimg.com/vi/kr05reBxVRs/maxresdefault.jpg |
Pepper merupakan sebuah robot humanoid hasil kerja sama Masayoshi Son, CEO Softbank Robotics (perusahaan telekomunikasi asal Jepang) dengan Aldebaran SAS, perusahaan robotik asal Perancis. Robot putih dengan tinggi 120 cm dan berat 28 kilogram ini mampu mendeteksi emosi manusia dengan menganalisis ekspresi dan nada suara manusia.
Son
menjelaskan jika Pepper adalah robot pertama di dunia yang mempunyai
'perasaan'. Robot ini mampu belajar dari interaksinya dengan manusia,
lalu menyimpan data tentang perilaku tuannya dipenyimpanan cloud berbasis sistem AI yang disediakan oleh softbank.
Pepper dilengkapi dengan empat mikrofon canggih yang memungkinkannya untuk mengidentifikasi arah suara, sensor ditangan dan kepalanya dan tambahan sejumlah kamera. Ia juga memiliki kapabilitas WiFi dan layar sentuh di dadanya seperti pada tablet.
Masayoshi Son memperkenalkan Pepper di sebuah konferensi berita di Tokyo. Robot Pepper sudah mulai dijual sejak Februari 2015 di Jepang dan dijual dengan harga ¥198.000 atau sekitar Rp22,96 juta. Saat ini, Pepper digunakan sebagai resepsionis di beberapa kantor di Inggris, juga tersedia sebagai robot penelitian dan pendidikan untuk sekolah, akademis dan universitas untuk mengajarkan pemrograman dan melakukan penelitian terhadap interaksi manusia-robot.
Memiliki sifat yang open source, para pemilik Pepper dapat menambahkan konten milik mereka sendiri ke dalam program Pepper. Tapi perlu diingat bahwa, pemilik Pepper dilarang untuk memprogram Pepper untuk sesuatu yang bersifat kriminal, karena fungsi Prepper sebenarnya adalah untuk membantu manusia dan berlaku selayaknya seorang teman.
Memiliki sifat yang open source, para pemilik Pepper dapat menambahkan konten milik mereka sendiri ke dalam program Pepper. Tapi perlu diingat bahwa, pemilik Pepper dilarang untuk memprogram Pepper untuk sesuatu yang bersifat kriminal, karena fungsi Prepper sebenarnya adalah untuk membantu manusia dan berlaku selayaknya seorang teman.
CEO Vision on Pepper
"Robot yang akan menambah kesenangan orang-orang dan mengurangi kesedihan mereka". -Masayoshi Son
Visi Son untuk Pepper adalah menjadi robot cerdas yang dapat membaca emosi manusia dengan sempurna dan bertindak selayaknya manusia. Sebagaimana saat ini, Pepper dapat berdansa dan menceritakan lelucon, dan juga dapat berbicara dengan menggunakan berbagai bahasa seperti Perancis, Inggris dan Jepang.
Teknologi yang Digunakan
- Pepper memanfaatkan AI (Artificial Intelligence) berbasis cloud untuk menyimpan "collective wisdom" − istilah yang digunakan perusahaan untuk menyebut pengamatan terhadap emosi manusia.
- Menggunakan teknologi inframerah untuk menjaga jarak yang proposional dengan manusia.
Referensi:
Komentar
Posting Komentar